Pembelajaran

Merancang Jakarta Versi 'Ideal' dengan Menggunakan Kerangka Kerja Ekonomi Donat

Hanna Vanya

3 November 2023

"Saya memiliki hubungan cinta-benci dengan Jakarta ," demikianlah sentimen umum yang diungkapkan oleh banyak orang yang menyebut ibukota Indonesia yang ramai ini sebagai rumah mereka. Jakarta, kota yang penuh kontras, telah menjadi sumber inspirasi sekaligus frustrasi bagi para penghuninya.

Warga Jakarta sering kali merasa tidak memiliki kota mereka sendiri. Mereka melihat Jakarta sebagai tempat untuk dijelajahi dan dieksploitasi, bukan sebagai tempat tinggal yang nyaman. Sentimen ini menggarisbawahi keinginan yang mengakar di kalangan warga untuk memiliki ruang di mana mereka dapat menyuarakan keprihatinan mereka dan menyumbangkan ide-ide untuk meningkatkan kota mereka.

Pada akhirnya, ini juga merupakan alasan utama kami dalam Think Policy untuk menghasilkan ide lokakarya kreatif di Ideafest 2023. Kami memutuskan untuk menjadikannya sebagai wadah bagi warga untuk bertukar pikiran dan secara kolektif merancang versi 'ideal' mereka tentang Jakarta, dengan menggunakan Doughnut Economics sebagai kerangka kerja pembangunan perkotaan. Dalam artikel ini, saya akan membahas tiga hal penting yang dapat diambil dari sesi tersebut, yang menyoroti pentingnya ruang bagi warga untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan.


Sebuah ruang di mana warga dapat menyuarakan keprihatinan mereka diperlukan untuk mewujudkan Jakarta yang 'ideal'

Pertama dan terutama, warga merindukan ruang di mana mereka dapat menyuarakan keprihatinan mereka dan menyumbangkan ide-ide tentang bagaimana memperbaiki kota mereka. Kerinduan akan keterlibatan ini menunjukkan keinginan yang tulus untuk perubahan dan kemajuan.

Dalam sesi yang berlangsung selama 2 jam ini, para peserta dari berbagai latar belakang usia dan sektor dikelompokkan ke dalam enam bidang, yaitu transportasi, perumahan publik, ruang publik, pendidikan, kesehatan, dan distrik hiburan & komersial. Sebelum kegiatan kelompok, fasilitator lokakarya memperkenalkan kerangka kerja "donat" dan empat matriks yang digunakan untuk merancang kehidupan perkotaan yang ideal.

Kerangka Kerja Donat

Empat Matriks


Pemerintah daerah dapat memanfaatkan acara-acara publik untuk mengakomodasi partisipasi warga

Meskipun masyarakat Jakarta sangat ingin berpartisipasi dalam transformasi kota, pemerintah daerah menghadapi tantangan dalam memanfaatkan antusiasme kolektif ini. Kekhawatiran ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Ibu Atika Nur Rahmania di awal sesi.

Dalam proses berinteraksi dengan warga, terlihat jelas bahwa segala sesuatu di Jakarta saling berhubungan. Baik itu transportasi, perumahan umum, ruang publik, pendidikan, kesehatan, atau distrik hiburan dan komersial, semua aspek kehidupan perkotaan ini bukanlah masalah yang berdiri sendiri-sendiri. Semuanya merupakan komponen integral dari ekosistem kota.

Para peserta mempresentasikan Jakarta versi 'ideal' mereka



Semuanya saling berhubungan!

Kesadaran bahwa pembangunan Jakarta saling terkait satu sama lain menggarisbawahi perlunya solusi holistik.

Satu benang merah dari isu-isu yang saling berkaitan ini adalah pengakuan bahwa memperhatikan ambang batas ekologis sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan kota yang pesat telah mengorbankan lingkungannya, dan warga menyadari bahwa menyeimbangkan pertumbuhan dengan pengelolaan lingkungan sangat penting untuk masa depan Jakarta.

Hubungan cinta-benci antara warga Jakarta dengan penduduknya menunjukkan adanya hasrat yang besar untuk perubahan dan kerinduan untuk terlibat secara aktif dalam membentuk masa depan kota. Tantangannya terletak pada penciptaan wadah bagi warga untuk menyumbangkan ide dan keprihatinan mereka secara efektif.

Pemerintah daerah, yang menyadari pentingnya keterlibatan warga, dapat memainkan peran penting dalam menyalurkan energi kolektif ini menuju perubahan positif. Selain itu, memahami sifat tantangan perkotaan yang saling terkait dan merangkul solusi holistik akan menjadi kunci untuk memastikan pembangunan Jakarta yang berkelanjutan dan adil.

Seiring dengan perkembangan kota, membina hubungan antara penduduk dan lingkungannya akan menjadi hal yang sangat penting untuk mengubah Jakarta menjadi kota yang benar-benar dapat disebut rumah bagi warganya.